Sesuatu dikatakan sudah ‘mati’ kalau ia tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. ‘orang mati’ adalah yang tak lagi berfungsi sebagai orang. ‘Kota mati” adalah kota yang tak lagi berfungsi sebagai kota. “Lampu mati” adalah lampu yang tak lagi berfungsi sebagai lampu…dan seterusnya. Lha, kalau sekolah? Sebelum menjawab pertanyaan itu, mestinya perlu jelas lebih dahulu apa sebenarnya fungsi sekolah. Ada banyak rumusan tentang fungsi sekolah dalam khasanah kepustakaan ilmu sosial pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya. Namun, semua rumusan itu sebenarnya dapat diringkas dalam apa yang disebut oleh seorang pakar psikologi pendidikan, Benjamin Bloom, bahwa sekolah, sebagai lembaga pendidikan, pada dasarnya berfungsi menggarap tiga wilayah kepribadian yang disebutnya sebagai ‘taksonomi pendidikan’: membentuk watak dan sikap ( effective domain) , mengembangkan pengetahuan ( cognitive domain) , serta melatihkan keterampilan (Psychomotoric atau ( conative domain) . Rumusan B